Mokusatsu, Tamatlah Riwayatmu !!
Seandainya seseorang bilang, “ Hiroshima Nagasaki,” gambaran apa yang akan muncul dibenakmu kawan ?
Coba tebak,
Biasanya jawaban yang terlintas itu :
“ Bom Atom atau Nuklir, ya kan ? “
“ Ga tau g'mana critanya, tau” jawaban muncul gitu aja kan ? “
Seolah - olah kembar identik, Hiroshima Nagasaki = Bom Atom
“ Kok bisa ya ? “
Dalam dunia NLP (Neuro Linguistic Programming), kata – kata - it's more than just words...
karena...
Kata – kata bisa meng'EVOKASI suatu gambaran, memori ataupun perasaan pada diri seseorang sebab...
Selain mendapat respon dari bunyi kata yang kita ucapkan – kita dengar, kata – kata juga memiliki kaitan khusus dengan jalur neuro pada otak kita – pusat sistem syaraf manusia.
“ Bunyi dan Arti kata bisa menancap sekuat paku pada diri seseorang “
Kembali ke tahun 1945 ketika negara matahari terbit mendapat ultimatum untuk segera menyerah tanpa syarat, semua mata dunia tertuju pada situasi ini.
Sementara Jepang merespon peristiwa itu dengan berkata, “ Mokusatsu “ - sebuah ungkapan yang artinya membutuhkan waktu tambahan untuk berpikir karena sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi, kalangan pers barat menerjemahkan Mokusatsu sebagai suatu bentuk sikap ketidakpedulian.
Menafsirkan kata secara tidak tepat akan memicu ' radang perspektif '.
Apa yang terjadi selanjutnya dari nasib salah kaprah arti kata Mokusatsu ini ?
Ijinkanlah lidah sejarah yang menjawabnya …. “ Hiroshima Nagasaki “.
Ketika seseorang mendalami NLP maka dirinya akan semakin tangkas memilih kata – kata ketika berbicara dengan orang lain karena kata yang tepat menjadi pijakan yang kokoh dalam komunikasi yang efektif.
Tentunya semua orang ingin bisa dimengerti ketika mereka menyampaikan isi hatinya pada saat mereka bicara, begitu juga kita sebaliknya.
NLP mengajarkan kita menjadi piawai berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan juga dengan teman bicara kita.
So, no more Mokusatsu !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar